Senin, 22 Oktober 2018

Jurnal Geografi Pariwisata


APLIKASI SISTEM INFORMASI GOGRAFIS UNTUK PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS PARIWISATA PANTAI BILATO DI KABUPATEN GORONTALO

Geographic Information System Application for Strategic Tourism Development Areas of Bilato Beach in Gorontalo District
1Elpin Ibrahim, 2Ivan Taslim, 3Ahmad Syamsu Rijal
1Program studi Geografi Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Gorontalo, Indonesia.
Email1: elpinibrahim@gmail.com
2,3 Program studi Geografi Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Gorontalo, Indonesia.


Abstract - This study aims to create a concept or strategy for the development of Strategic Tourism Area of Bilato Beach located in Gorontalo Regency Gorontalo Province. The planning strategy for the development of Bilato Beach Strategic Area in this research is based on the questionnaire/interview method with the field survey. The results of the interview will be processed using SWOT analysis which further utilizes Geographic Information System (GIS) application with ArcGIS 10.1 device for mapping of tourism development of Bilato Beach.The conclusion of this SWOT analysis result is that Bilato Beach which has been designated as Tourism Strategic Area in Gorontalo Regency according to Regional Regulation of Gorontalo Regency No. 4, 2011 still has many shortcomings in terms of tourism facilities and government attention in terms of publication. For that reason, with this research, the strategy of development of Bilato Beach as Tourism Strategic Area found in Kabupaten Gorontalo is based on the result of SWOT analysis which further utilizes GIS application to plan development mapping at research location
Keywords: geographic information system (gis), development, tourism, bilato beach, gorontalo
Sari – Penelitian ini bertujuan untuk membuat konsep strategi pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Pantai Bilato yang berada di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo. Strategi perencanaan untuk pengembangan KawasanPantai Bilato pada penelitian ini dilakukan berdasarkan metode kuisioner/wawancara dengan survai lapangan. Hasil dari wawancara akan diolah menggunakan analisis SWOT yang selanjutnya memanfaatkan aplikasi Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan perangkat ArcGIS 10.1 untuk pemetaan pengembangan wisata Pantai Bilato. Kesimpulan dari hasil analisis SWOT ini adalah bahwa Pantai Bilato yang sudah ditetapkan sebagai Kawasan Strategis Pariwisata di Kabupaten Gorontalo menurut PERDA Kabupaten Gorontalo No. 4 Tahun 2011 masih memiliki banyak kekurangan dari segi fasilitas wisata dan perhatian pemerintah dalam hal publikasi. Untuk itulah dengan adanya penelitian ini, maka perlu adanya strategi pengembangan Pantai Bilato sebagai Kawasan Strategis Pariwisata yang terdapat di Kabupaten Gorontalo didasarkan dari hasil penilaian analisis SWOT yang selanjutnya memanfaatkan aplikasi SIG untuk merencanakan pemetaan pengembangan di lokasi penelitian.
Kata kunci: sistem informasi geografis (sig), pengembangan, wisata, pantai bilato, gorontalo

 



PENDAHULUAN
Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek (UU No. 10 Tahun 2009).Pariwisata memiliki peran yang besar dalam pembangunan nasional, karena selain menghasilkan pendapatan dan sekaligus sebagai penghasil devisa, sektor pariwisata berkaitan erat dengan penanaman modal asing. Wisatawan yang datang ke Indonesia adalah termasuk mereka yang berhubungan bisnis dengan Indonesia (Rani, 2014). Hal ini karena Indonesia adalah negara yang memiliki garis pantai terpanjang keempat di dunia yaitu kurang lebih 81.000 km. Potensi pesisir pantai di Indonesia sangat besar dan belum sepenuhnya di manfaatkan, hal tersebut menunjukan bahwa kawasan pantai Indonesia merupakan sumber daya alam yang memiliki nilai ekonomi dan pesona tersendiri (Kurniawan, et al., 2011). Seperti halnya di Kabupaten Gorontalo.
Daerah Kabupaten Gorontalo memiliki aset pariwisata yang tidak ternilai berupa obyek wisata yang terdiri dari 8 buah obyek wisata alam, 2 buah obyek wisata sejarah budaya dan  2 buah obyek wisata buatan. Pantai Bilato merupakan salah satu obyek wisata yang ada di Kabupaten Gorontalo dan masuk dalam kawasan strategis pariwisata (PERDA Provinsi Gorontalo No. 4 Tahun 2011), terletak di Desa Taulaa Kecamatan Bilato dulunya Kecamatan Boliyohuto. Pantai Bilato selain memiliki pasir putih yang cukup indah, juga memiliki keindahan pesisir seperti di tumbuhi oleh vegetasi berupa tanaman produksi tahunan yaitu kelapa dan mempunyai ciri khas yaitu air laut yang jernih dan tidak bergelombang. Tetapi, saat ini Pantai Bilato belum memiliki fasilitas wisata yang memadai untuk kebutuhan wisatawan. Sehingga penelitian ini dilaksanakan guna untuk membuat konsep pengembangan kawasan strategis pariwisata Panatai Bilato menjadi lebih baik.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Bilato yang saat ini lebih dikenal masyarakat sebagai Pantai Taulaa, terletak di Desa Taulaa Kecamatan Bilato Kabupaten Gorontalo (Gambar 3). Penelitian dilaksanakan pada bulan november 2016.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian adalah: Global Positioning System (GPS) Tipe Oregon 650 untuk mengetahui posisi geografis, kamera untuk dokumentasi di lapangan, dan alat tulis. Adapun bahan yang digunakan adalah kuisioner untuk wawancara secara tidak langsung dan foto citra yang di crop dari Google Earth untuk membuat peta lokasi penelitian dan analisis pengembangan Pantai Bilato
Data yang digunakan adalah data sekunder dan data primer. Data primer diperoleh dari hasil survai dan observasi lapangan, data sekunder diperoleh dari pemerintah desa mengenai gambaran umum kawasan Pantai Bilato (Gambar 6). Analisis data dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif menggunakan pendekatan SWOT untuk mengetahui arah pengembangan Pantai Bilato melalui pertimbangan antara Kelebihan dan Kekurangan, serta Peluang dan Ancaman yang ada. Selanjutnya digunakan pula Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk pemetaan pengembangan wisata Pantai Bilato.
Gambar 1. Peta lokasi penelitian(Sumber: Foto Citra Google Earth,2016)
Penelitian di obyek wisata Pantai Bilato di lakukan untuk menyusun konsep pengembangan pantai sebagai kawasan strategis pariwisata dengan menggunakan metode analisis spasial berbasis SIG yang di lengkapi data observasi dan wawancara. Pengumpulan data melalui observasi  dilakukan dengan mengamati obyek wisata menggunakan kamera yang meliputi:
1.        Atraksi wisata, yakni semua data yang berkaitan dengan potensi alam di Pantai Bilato.
1.        Amenitas, adalah data yang berupa fasilitas yang ada seperti cottage, warung, WC umum, air bersih dan lain sebagainya.
2.        Aksesibilitas, yaitu data yang berkaitan dengan kemudahan menjangkau obyek wisata.
Sedangkan wawancara merupakan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data sekunder berupa data-data pengunjung wisata Pantai Bilato, adat istiadat dan peninggalan-peninggalan bersejarah yang dapat diperoleh dari instansi terkait seperti  Dinas Pariwisata, pengelola wisata (jika ada) dan lembaga masyarakat.
Data yang di peroleh baik data primer maupun data sekunder akan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif dan analisis spasial. Analisis deskriptif kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan apa saja  yang saat ini berlaku, di dalamnya terdapat upaya mendeskripsikan, mencatat, dan menginterpretasikan kondisi dan situasi yang ada secara benar, sedangkan dalam analisis spasial di lakukan dengan menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG), yaitu sistem informasi spasial berbasis komputer dengan melibatkan perangkat lunak ArcGIS dan Google Earth untuk mempermudah pembuatan peta jalur transportasi menuju  Pantai Bilato. Dengan demikian dapat diambil langkah perbaikan sebagai upaya perencanaan ke arah yang lebih baik.
HASILPENELITIAN
Administratif Desa Taulaa
Desa Taulaa merupakan salahsatu desa kedua terbesar di Kecamatan Bilato setelah Desa Bilato yaitu dengan luas 18.27 km2.Desa Taulaa memiliki morfologi yang bervariasi, mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi yakni 11 km2 dan pegunungan 41 km2  (BPS Kab. Gorontalo, 2016). Desa Taulaa terletak di antara 0° 29.942' LU dan 122° 41.223' BT. Desa ini terdiri atas dua dusun yaitu Dusun I dan Dusun II. Secara administrasi desa ini berbatasan dengan Desa Ilomata bagian Utara, Desa Pelehu Bagian barat, Desa Huwongo Kec. Biluhu bagian Timur dan Teluk Tomini bagian Selatan (Gambar 2). Jumlah penduduk secara keseluruhan adalah 830 jiwa yang terdiri dari 432 jiwa laki-laki dan 398 jiwa perempuan, serta terdiri atas 208 kepala keluarga. Luas area atau area pemukiman di Desa Taulaa adalah 36 ha, perkebunan 16 ha, pekarangan 50 ha, perkantoran 1 ha, sarana umum lainnya 4 ha, hutan rakyat 293 ha, area penggunaan lainnya 64 ha, luas hutan 4960 ha, serta perkebunan 2 ha.
PETA DESA TAULAA TNR
Gambar 2. Peta Desa Taulaa
Pantai Bilato (0° 30.509' LU 122° 40.584' BT) memiliki luas sekitar 150 ha (HGU) untuk tanaman produksi tahunan yaitu kelapa, namun di sisi selatan dan barat dari kebun kelapa ini di jadikan sebagai tempat wisata yang saat ini dikenal masyarakat sebagai Pantai Bilato atau Pantai Taulaa. Pantai ini memiliki keindahan laut yang begitu menakjubkan dan pemandangan sekitar yang juga menarik. Laut biru yang tenang menjadi salah satu keunggulan pantai ini, karena sering di jadikan oleh pengunjung dan masyarakat setempat sebagai tempat memancing dan juga tempat pemandian. Selain itu, di sepanjang garis Pantai Bilato terdapat pasir putih yang menghiasi pemandangan para pengunjung. Berdasarkan wawancara dengan masyarakat setempat, bahwa pantai bilato ini merupakan pantai yang sangat strategis dan potensi untuk di jadikan sebagai pelabuhan, karena kapal pesiar sering berlabuh di pantai ini. Hal ini seiring dengan rencana pemerintah kabupaten gorontalo saat ini yang akan menjadikan kawasan Taulaa dan sekitarnya menjadi area pelabuhan terbesar di daerah Kabupaten Gorontalo. Adapun berdasarkan observasi di lapangan, dapat di ketahui bahwa penggunaan lahan di Sekitar Pantai Bilato adalah pertanian jagung dan tanaman produksi tahunan yaitu kelapa.
Gambar 3. Diagram Jenis Pekerjaan Penduduk Desa Taulaa (Sumber: Profil Desa Taulaa, 2017)
Gambar 4.  Potensi Wisata PantaiBilato (Sumber: Hasil Analisis, 2017)
a.       Karakteristik wisatawan
Gambar 5. Diagram karakteristik wisatawan berdasarkan kelompok umur (Sumber: Profil Desa Taulaa, 2017)

Gambar 6. Persepsi masyarakat tentang Pantai Bilato (Sumber: Hasil Analaisis, 2017)
Gambar 7. Persepsi Wisatawan tentang Pantai Bilato (Sumber: Hasil Analisis, 2017)
PEMBAHASAN
Berdasarkan profil Desa Taulaa tahun 2015 (Gambar 3), maka dapat diketahui bahwa tingkat pekerjaan masyarakat Desa Taulaa di dominanasioleh petani yaitu dengan jumlah  97 Kepala Keluarga, Nelayan 73 KK, Buruh tani di desa ini sebanyak 17 kepala keluarga, Buruh 7 KK, Tukang 5 KK, Wiraswasta 2 KK, Pedagang 6 KK dan PNS 1 KK. Dengan adanya kawasan Pantai Bilato yang nantinya akan di kembangkan, akan membantu masyarakat setempat dalam hal sebagai sumber pendapatan dengan mengembangkan usaha kecil di sekitar kawasan pantai.
Pengunjung Pantai Bilato 60% pada kelompok umur 19-25 tahun, 20% kelompok umur 26-32 tahun, 15% kelompok umur 33-39 tahun dan 5% pada kelompok umur 40-46 tahun. Dari data hasil wawancara dan pengamatan di lapangan seperti yang cantumkan pada gambar 7, dapat diketahui bahwa pengunjung wisata Pantai Bilato lebih banyak wisatawan berumur 19 sampai dengan wisatawan yang berumur 25 tahun dengan tujuan untuk berlibur dan jalan-jalan sekaligus melakukan  penelitian. Hal ini disebabkan oleh keberadaan Pantai Bilato yang cukup jauh dari pusat kabupaten/kota Gorontalo sekitar 62 km sekitar 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat dan minimnya tempat-tempat peristrahatan untuk para pengunjung.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, dapat di ketahui beberapa daya tarik wisata yang ada di Pantai Bilato, yaitu sebagai berikut:
a.    Pasir putih di sepanjang garis pantai
b.    Berbatasan langsung dengan Teluk Tomini
c.    Tanaman tahunan yaitu kelapa yang menghiasi pemandangan sekitar kawasan pantai
d.   Bentangalam pegunungan yang masih alami di sekitar kawasan pantai
Keramahan masyarakat setempat
Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat setempat seperti yang tercantum dalam Gambar 6 di atas, di ketahui bahwa sebagian besar  berpendapat bahwa Pantai Bilato cukup baik jika di lihat dari segi daya tarik wisatanya, namun tak jarang juga masyarakat yang mengatakan Pantai Bilato kurang baik, karena mereka memandang dari segi pengelolaan wisata yang tidak terarah dan tidak berkembang.
Berdasarkan gambar 7 di atas dapat di ketahui bahwa wisatawan yang berkunjung ke Pantai Bilato menilai bahwa Pantai Bilato sangat baik dengan 1 responden, 7 responden dengan penilaian baik serta 17 responden menilai Pantai Bilato kurang baik. Namun secara umum mereka mengatakan bahwa keadaan Pantai Bilato perlu untuk di kembangkan. Dari tebel tersebut maka jelaslah bahwa wisatawan yang berkunjung ke Pantai Bilato belum  puas dengan ketersediaan produk wisata terutama pelayanan (amenitas), karena di Pantai Bilato pelayanan dari segi fasilitas wisata tidak memadai bahkan hampir tidak tersedia. Sehingga daya tarik wisata sebaik apapun belum mampu memenuhi kebutuhan wisatawan yang berkunjung. Oleh karena itu pengembangan pengelolaan dan kerja sama antar elemen masyarakat, pemerintah dan pengusaha sangat di butuhkan.
a.       Pengembangan Pantai Bilato
Berikut adalah gambar  kawasan Pantai Bilato saat ini atau kondisi di lapangan.
a) Kondisi di lapangan                                                            b) Kondisi yang direncanakan
Gambar 8. Konsep Pengembangan Pantai Bilato (Sumber: Hasil Analaisis, 2017)
Gambar di atas menunjukkan tentang kondisi Pantai Bilato yang sebenarnya. Kondisi inilah yang menjadikan Pantai Bilato minim pengunjung (a), dari gambar tersebut maka jelaslah bahwa keadaan pantai saat ini sangatlah memprihatinkan dari segi fasilitas wisata dalam hal ini di sebut sebagai amenitas wisata yang terkait dengan segala pelayanan baik dari pengelola wisata maupun infrastruktur wisata yang memadai bagi wisatawan. Keadaan pantai yang hanya memiliki 1 tempat yang sering di sebut sebagai gazebo, 1 kamar mandi yang saat ini sudah rusak dan 2 warung masyarakat sekitar yang di gunakan untuk berdagang, ini belum mampu menarik minat wisatawan berkunjung ke obyek wisata Pantai Bilato, walaupun atraksi pantai cukup bervariasi. Sehingga pada bagian (b) di buat konsep sebagai rancangan pengembangan pantai agar lebih menarik perhatian wisatawan untuk berwisata ke Pantai Bilato, seperti adanya tempat untuk  rekreasi air (memancing) berupa jembatan kayu dan juga untuk mandi, tempat yang menjadi pusat  perdagangan seperti warung, serta tempat untuk  peristrahatan misalnya tempat parkir, cottage, sarana ibadah,  dan kamar mandi. Dengan begitu kegiatan promosi wisata dapat dilakukan sebaik mungkin dengan modal fasilitas wisata yang memadai.
Daya tarik wisata Pantai Bilato
Daya tarik wisata merupakan segala sesuatu yang menarik bagi seseorang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Yoeti, 2008). Adapun daya tarik yang ada di Pantai Bilato meliputi Pasir putih di sepanjang garis pantai, pohon kelapa yang berjejer  menghiasi pemandangan sekitar kawasan pantai, bentangalam pegunungan yang masih alami di sekitar kawasan pantai, serta keramahan masyarakat setempat ketika menyambut wisatawan. Kawasan Pantai Bilato yang cukup luas, dengan daya tarik tersebut sudah cukup menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Pantai Bilato ketika di kembangkan ke arah yang lebih baik. Adapum Upaya pengembangan Pantai Bilato dapat dilakukan dengan hal-hal berikut:
1.        Promosi
Promosi di lakukan dalam rangka menyebarluaskan informasi tentang Pantai Bilato ke media-media sosial melalui media cetak (koran, majalah) dan media eletronik (radio dan televisi). Tujuannya untukmemperkenalkan obyek wisata kepada masyarakat luas.
2.        Perbaikan Aksesibilitas
Aksesibilitas yang dimaksud adalah kemudahan untuk menjangkau lokasi obyek wisata (Riyaningtyas, 2014). Akses jalan menuju wisata Pantai Bilato saat ini sudah cukup memadai, karena wisatawan hanya membutuhkan waktu 60 menit dari pusat Kabupaten Gorontalo untuk sampai ke Pantai Bilato.
Gambar 9. Kondisi jalan menuju Pantai Bilato
Jalan
Gambar 10. Aksesibilitas ke Pantai Bilato
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat akses menuju Pantai Bilato cukup mudah di tempuh baik melalui jalan Paguyaman-Tangkobu ataupun melalui jalan Batudaa-Bongomeme. Jarak tempuh cukup 2 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda empat dan jarak relatif untuk kendaraan roda dua. Sehingga dengan adanya kemudahan transportasi ini dapat menginformasikan kepada wisatawan bahwa keberadaan Pantai Bilato benar-benar strategis untuk dijadikan sebagai tempat wisata.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka membuat konsep pengembangan berupa rencana tata bangunan untuk fasilitas obyek wisata pantai yang memadai dan membuat tempat atau area  pengembangan seperti rekreasi air (memancing dan mandi), perdagangan (warung) dan peristrahatan (cottage) dirasa penting untuk pengembangan Pantai Bilato yang strategis denganmengevaluasi (penilaian) terhadap obyek wisata, hal ini dapat di lakukan oleh masyarakat terkait dengan pengelolaan obyek wisata Pantai Bilato dan juga wisatawan.
SARAN
Pengelolaan Pantai Bilato harus lebih terarah lagi, kegiatan promosi mengenai daya tarik wisata lebih sering di lakukan baik oleh pemerintah daerah maupun pengelola wisata. Sehingga obyek wisata ini dapat di kenal masyarakat luas, dengan begitu akan banyak wisatawan yang berkunjung ke Pantai Bilato. Selain itu Pantai Bilato hendaknya tetap mendapatkan perhatiaan dalam hal pengadaan fasilitas di area pantai walaupun belum di kelola secara resmi oleh pemerintah daerah dalam hal ini Dinas Pariwisata Kebudayaan Teknologi Komunikasi Dan Informatika. Oleh karena itu, upaya pengembangan pantai dengan meminimalisir faktor penghambat akan menjadikan wisata ini lebih baik, dengan mengadakan perekrutan SDM yang memenuhi kriteria. Kemudian, perlu adanya penelitian lanjutan mengenai potensi sumberdaya laut di Pantai Bilato.
DAFTAR  PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2015.   Perkembangan Pariwisata Dan           Transportasi Nasional
Badan Pusat Statistik Kabupaten       Gorontalo. Kecamatan Bilato dalam  Angka.            2016
Bafdal, N., Amaru, K., Boy, M.P.P. 2011.    Sistem Informasi Geografi. Bandung, Jur.      TMIP. FTIP. Unpad

Kurniawan, D.T., Armono, Dwito H, dan      Mustain, M. 2011. Evaluasi Beach     Recreational Index Untuk Pantai            Wisata pada Pantai     Kenjeran        Pantai  Delegan, dan Wisata Bahari   Lamongan. (Jurnal Tugas Akhir)

Maryani, Enok. 2008. Penataan Ruang          Wisata Alam Pantai. Scientific            Meeting:                      Perubahan Iklim    Global. Bali 18-19 Maret 2008
Peraturan Daerah Provinsi Gorontalo Nomor 4 Tahun 2011. Rencana Tata  Ruang  Wilayah Provinsi Gorontalo            2010-2030. Gorontalo: Gubernur       Gorontalo

Profil Desa Taulaa. 2015

Rani, D.P.M. 2014. Pengembangan   Potensi Pariwisata Kabupaten            Sumenep,         Madura, Jawa Timur            (Studi Kasus: Pantai Lombang).         (Jurnal Politik  Muda).            Volume 3        Nomor 3

Rangkuti, F. 2010. Analisis SWOT Teknik      Membedah Kasus Bisnis.        Jakarta: PT      Gramedia Pustaka Utama
Sudana, P. 2013. Strategi Pengembangan      Desa Wisata Ekologis Di Desa           Belimbing,       Kecamatan Pupuan            Kabupaten Tabanan. (Jurnal Analisis Pariwisata) Volume 13            Nomor 1
Tumimomor, M., Jando, E., Meolbatak, E.     2013. Sistem Informasi Geografis       Pariwisata       Kota Kupang (Jurnal Nasional Pendidikan Teknik   Informatika).   Volume 1        Nomor 2
Undang-undang Republik Indonesia  Nomor 10 Tentang Kepariwisataan.   2009.   Jakarta
Yoeti, Oka. 2008. Anatomi Pariwisata.          Bandung. Penerbit Angkasa