DANAU
LIMBOTO, ANTARA KEBUTUHAN DAN BENCANA
Oleh: Elpin Ibrahim (Geografi/UMG)
Danau Limboto merupakan danau yang
terletak di Kabupaten Gorontalo, dan juga menjadi salah satu obyek wisata di
Provinsi Gorontalo. Namun, jika dulu danau ini adalah obyek wisata dengan
tujuan rekreasi, maka saat ini kunjungan wisatawan baik lokal, domestik maupun
mancanegara bukan untuk jalan-jalan menikmati keindahan pagi yang di sebut para
remaja sebagai sunrise atau sunset ketika sore, melainkan untuk
melakukan penelitian terkait dengan kondisi Danau Limboto yang saat ini sudah
semakin kritis dan memprihatinkan. Danau Limboto saat ini menjadi salah satu
danau yang masuk dalam kategori kritis di Indonesia (Fakhrudin, dkk). Bagaimana
tidak, permasalahan utama yang melanda danau ini adalah masalah sedimentasi
atau pengendapan yang menyebabkan terjadinya pendangkalan.
Luas danau Limboto dari tahun ke tahun
semakin berkurang, begitu pula dengan kedalamannya yang dulu mencapai 20 sampai
30 meter, kini yang tersisa hanyalah 2 atau 3 meter saja dengan luas kurang
dari 3.000 ha. Banyak faktor yang menjadi penyebab pendangkalan yang terjadi di
danau Limboto, diantaranya kerusakan DAS di bagian hulu dan pola drainase
disekitar danau yang kurang teratur. Sehingga dari hal tersebut muncul beberapa
pertanyaan seperti berikut:
1. Apakah
keberadaan Danau Limboto sebuah Kebutuhan atau Bencana?
2. Bagaimana
keberadaan Danau Limboto ketika menjadi sebuah Bencana?
Danau Limboto adalah sumber air tanah di
Kabupaten Gorontalo, selain itu danau ini menjadi salah satu tempat dimana
masyarakat sekitar menggantungkan hidupnya dari segi ekonomi. Hal ini tentunya
dapat dibayangkan akan seperti apa masyarakat yang tinggal di wilayah sekitar
danau jika suatu saat danau ini benar-benar hilang dari tanah Gorontalo. Karena
ketika kebutuhan manusia menuntut untuk dapat mengelola bahkan mengeksploitasi suatu
sumber daya alam, tanpa disadari bahwa sebenarnya terselip bencana yang sedang
diciptakan di area yang sama.
Hal ini tentunya terdengar miris jika
kita melihatnya dari sudut pandang para nelayan yang menggantungkan
kebutuhannya di Danau Limboto, tetapi mari kita melihat bencana tersebut
sebagai sebuah harapan baru untuk Gorontalo yang berkelanjutan. Karena lambat
laun juga masalah sedimentasi
di Danau Limboto akan sulit diatasi jika pengelolaan hanya berpatokan pada
danau itu sendiri, tanpa melihat hal-hal yang menjadi penyebab utama
sedimentasi tersebut. Sehingga harapan atas danau yang berpotensi menjadi
sebuah kota baru di Gorontalo
dan dipadati pemukiman disekitarnya juga bukanlah sesuatu yang baru lagi
terdengar ditelinga masyarakat. Maka inilah yang disebut sebagai kebutuhan yang membawa bencana. Maksudnya adalah kebutuhan masyarakat terhadap sumber
mata pencaharian di Danau Limboto, terutama bagi masyarakat nelayan merupakan suatu
hal yang tidak dapat dihindari, tetapi menjadi sebuah bencana ketika
pemanfaatan keberadaan danau ini melebihi batas yang telah ditentukan.
Disinilah imajinasi seorang peneliti mulai menjelajahi ide-ide baru dalam upaya
menjadikan Danau Limboto sebagai kebutuhan dan menyelamatkannya dari bencana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar